Friday, December 15, 2017

Program Beasiswa DataPrint untuk Pelajar SMP SMA dan Mahasiswa Diploma – S1

Program Beasiswa DataPrint telah memasuki tahun ketujuh. Di tahun 2017 sebanyak 400 beasiswa akan diberikan bagi kandidat terpilih. Beasiswa terbuka untuk pelajar SMP, SMA, serta mahasiswa perguruan tinggi jenjang Diploma (D3 & D4) dan Sarjana (S1) di seluruh Indonesia.

Adapun beasiswa DataPrint diberikan dalam bentuk bantuan dana dengan nominal: Rp 400 ribu, Rp 600 ribu, dan Rp 1 juta. Dana beasiswa tersebut akan diberikan satu kali bagi masing-masing peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan essay, prestasi dan keaktifan peserta. Selain itu, ada hadiah khusus juga bagi 5 orang peserta yang paling banyak merekomendasikan program ini ke teman-temannya.

Tata Cara Penulisan Essay:
1. Essay merupakan OPINI PRIBADI. Tuangkan ide kamu semenarik mungkin dengan tata bahasa yang sesuai kaidah EYD.
2. Panjang tulisan minimal 100 kata maksimal 500 kata.
3. Jika pendaftar menyertakan kutipan atau data tanpa menyertakan sumber/link, maka akan dianggap copy paste dan formulir akan didiskualifikasi oleh panitia.
4. Persyaratan berikut tidak wajib namun berguna menambah poin penilaian. Tuliskan informasi mengenai Program Beasiswa DataPrint (bukan essay) di media sosial/blog/forum sertakan link ke website beasiswa DataPrint (www.beasiswadataprint.com) dan website DataPrint (www.dataprint.co.id). Pastikan akun media sosial yang kamu miliki tidak di privat supaya panitia dapat mengecek link yang kamu cantumkan. Kemudian cantumkan link yang berisi informasi tersebut ke kolom URL BLOG di Formulir Pendaftaran.
Persyaratan Umum:
1. Merupakan pelajar / mahasiswa aktif dari tingkat SMP/SMA hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/D4/S1.
2. Terlibat aktif pada kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi.
3. Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal.
4. Tidak sedang mendapatkan beasiswa dari perusahaan lain. Namun jika saat ini peserta
masih mendapatkan beasiswa dari kampus, peserta tetap dapat mengikuti pendaftaran beasiswa DataPrint.
5. Penerima beasiswa di periode 2 Tahun 2016 tidak dapat menjadi penerima beasiswa di periode 1 Tahun 2017.
Tata Cara Pendaftaran Beasiswa:
1. Untuk mendaftar beasiswa DataPrint, peserta dapat mendaftarkan diri secara online dengan mengisi Formulir Registrasi pada link berikut: Pendaftaran
2. Satu nomor kupon yang terdapat di dalam produk DataPrint hanya berlaku untuk satu kali registrasi. Khusus untuk pendaftaran di periode 1 Tahun 2017 masih dapat menggunakan kode kupon yang berlaku di Tahun 2016.
3. Pendaftaran tidak dipungut biaya.
4. Isilah formulir dengan sebenar-benarnya dan selengkap-lengkapnya. Lihat cara pengisian formulir pada link berikut: Peraturan
5. Isikan essay yang telah anda buat pada kolom ESSAY yang terdapat pada link Pendaftaran di atas.

Pendaftaran terbagi menjadi dua periode:

·         Pendaftaran Periode 1: 14 Januari s/d 20 Juni 2017
Pengumuman Periode 1: 12 Juli 2017

·         Pendaftaran Periode 2: 15 Juli s/d 21 Desember 2017
Pengumuman Periode 2: 5 Januari 2018

Seluruh peserta nantinya akan diseleksi (bukan diundi) oleh tim beasiswa dari DataPrint. Pengumuman pemenang beasiswa dapat dilihat pada website: www.dataprint.do.id; di www.facebook.com/dataprintindonesia; atau di Instagram @dataprintindonesia.

Jangan lupa simpan fotocopy rapot terakhir atau IPK terakhir dan kupon sebagai bukti sak verifikasi apabila anda terpilih sebagai penerima beasiswa.
Informasi lebih detail bisa dibuka pada website resminya: beasiswadataprint.com. 

Monday, July 10, 2017

Analisis Keadilan dan Kesejahteraan Masyarakat Pinggiran Desa Lesten Kabupaten Gayo Provinsi Aceh



Description: download.png


DOSEN PEMBIMBING
Hayat, SAP,.M,Si

DISUSUN OLEH
Dika Aldani (21601052066)

Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Islam Malang
2016/2017


Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu negara pasti begitu banyak masalah. Mulai dari masalah ekonomi, sosial dan politik. Masalah dalam suatu negara tentunya begitu kompleks sekali dan tentunya tidak dapat diatasi dengan begitu cepat.Apalagi jika negara tersebut mempunyai wilayah yang luas dan mempunyai banyak pulau yang berbeda. Contohnya seperti negara kita Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas serta memiliki banyak suku dan budaya.
Di Indonesia sendiri mempunyai masalah yaitu tentang keadilan dan kesejahteraan untuk masyarakat terpencil. Keadilan tentang apa itu? Yaitu keadilan untuk kesejahteraan kehidupan mereka. Mulai dari pendidikan yang memadai maupun sarana dan prasarana mereka yang masih tertinggal dibandingkan dipulau jawa ini. Sungguh ironis jika negara yang kaya ini masih mempunyai permasalahan dengan keadilan yang belum merata.
Desa Lesten yang berada di Kabupaten Gayo Provinsi Aceh merupakan salah satu desa terluar yang kesejahteraannya belum mereka dapatkan. Kemerdekaan yang sudah puluhan tahun lalu, kini belum bisa mereka rasakan. Kehidupan yang serba apa adanya. Mereka harus hidup mandiri tanpa perhatian dari pemerintah. Banyak sarana dan prasarana mereka yang tidak memadai, seperti listrik, air bersih, pendidikan dan akses jalanan yang masih sangat belum memadai.
Hanya janji-janji dari para petinggi negara yang mereka dengar. Sesekali hanya terlihat pemerintah berkunjung tetapi tidak pernah ada perubahan. Meski zaman sudah maju, listrik dari pemerintah juga belum mereka rasakan dan akses jalanan yang sangat memprihatinkan.
Letak desa lesten berada dibagian timur Kabupaten Gayo Luwes dengan jarak tempuh puluhan kilometer dari pusat kota. Untuk menuju kedesa lain maupun kepusat kota merka menggunakan taktor pembajak sawah yang mereka sebut jondre sebagai alat transportrasi mereka. Karena hampir tidak ada yang mempunyai kendaraan pribadi disana.
Untuk sumber penghasilan, mereka sebagian besar sebagai petani padi, coklat, palawija dan tumbuhan lainnya. Sungguh ironis sekali, mereka hanya mengandalkan hasil-hasil alam yang belum sepenuhnya dapat mereka rasakan. Dan untuk menjual hasil pertanian mereka juga harus menempuh dengan jarak yang jauh dan akses jalan yang sangat sulit sekali.
Dalam Analisis Sosial ini penulis mencoba mencari referensi dan data tentang kehidupan sosial masyarakat desa lesten. Model analisis yang digunakan adalah menggunakan metode SWOT. Analisis yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), peluang (Opportunities), kelemahan (Weaknessess), dan ancaman (Threats).
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa gambaran tentang kehidupan masyarakat lesten
2.      Analisis permasalahan Desa Lesten menggunakan Analisis SWOT

C.     Tujuan Analisis
Untuk mengetahui kekuatan, peluang atau potensi, kelemahan, ancaman serta hambatan yang ada di Desa Lesten dengan menggunakan metode ansos SWOT.





















Pembahasan
A.    Tentang Desa Lesten
Di sebuah kabupaten berjuluk Negeri Seribu Bukit, terdapat satu desa yang membuat anda mengurut dada. Desa itu berada di wilayah kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Semua mimpi buruk ada di desa ini. Mulai dari sulitnya ekonomi, pendidikan, pembangunan, komunikasi, transportasi, dan banyak lagi.
Ditengah kemajuan jaman yang serba canggih dengan akses jalan dan sarana komunikasi tentu akan memudahkan masyarakat terhubung dengan dunia luar. Namun, akses yang diharapkan untuk mensejahterakan masyarakat Desa Lesten, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masih menjadi kendala utama untuk membebaskan mereka dari kata merdeka.
Desa ini dihuni oleh masyarakat suku Gayo, yang berjumlah lebih kurang 70 KK. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan kendaraan bermotor atau berjarak sekitar 30 kilometer dari Ibu Kota Gayo Lues, Blangkejeren.
Melanjutkan perjalanan dari Pining, cerita kesedihan dari desa ini pun dimulai. Meskipun hanya berjarak sekitar 18 kilometer dari Pining, kalian mesti menelusurinya dengan sabar. Selain memakan waktu hingga 8 jam, kalian mesti tabah menyisiri liku-liku medan jalan.
Jangan berpikir kalian mampu melaluinya dengan kendaraan, bahkan dengan sepeda motor jenis trail sekalipun. Untuk menuju ke sana sudah disediakan kendaraan alat berat merek Jhon Deere dengan ongkos Rp35.000 per orang. 
Alat berat yang seharusnya untuk membajak sawah ini merupakan pemberian Dinas Pertanian setempat. Lagi-lagi sungguh menyedihkan, tersiar kabar satu-satunya Jhon Deere itu sering rusak. Apalagi jika musim hujan, jalan kaki adalah satu-satunya pilihan.
Segala perkembangan zaman yang sedang kita nikmati sekarang tidak ditemukan di desa ini. Aliran listrik yang masih menggunakan tenaga surya, fasilitas desa yang terbatas membuat kalian akan memeras batin. Berbicara masalah penduduk dan pembangunan, pernyataan "Kami Belum Merdeka" dari Sekretaris Desa setempat, Ibrahim jadi alasan saya menulis ini. Mungkin tidak berpengaruh, namun setidaknya saya jadi sedikit lebih tenang. 
Pendidikan? Lanjutan sekolah menengah pertama dan atas tidak ada di sini. Di sini hanya selesai di tingkat SD saja. Padahal untuk anak-anak melanjutkan pendidikannya bukan hal yang mustahil karena bisa dilanjutkan di Pining. Lagi-lagi karena kondisi jalan, anak-anak ini harus berlapang dada.
Ekonomi? Apa yang bisa diandalkan dengan kondisi jalannya serta signal handpone yang tak tersedia? Padahal, potensi hasil pertanian di desa ini cukup baik namun karena kondisi jalannya, petani malah merugi. Sebab, modal yang dirogoh untuk berdagang ke pasar Pining lebih besar dari untung yang didapat.
Meskipun dihujani kekurangan dalam hal pembangunan, bukan berarti akan menyiksa kalau kalian jika berkunjung ke desa ini. Keramahan masyarakatnya spontan akan membuat kalian merasa nyaman. Rasa sosial yang hebat, kesabaran dan semangat hidup jadi pelajaran yang nikmat untuk dipetik.
Bertahun-tahun mereka seperti terkurung namun selalu gembira menyambut dan melayani tamu yang datang. Bersyukur mendengar kabar kehebatan seni tari Saman, meski sampai sekarang berjalan dengan kaki telanjang.
Sebenarnya saya tidak terlalu paham, apa penyebab kesedihan Gayo di desa ini begitu sempurna. Kendala apa bagi pemerintah Gayo Lues dan Aceh yang membuat mereka harus tetap menunggu begitu lama menjadi desa yang tertinggal. Saya hanya berharap, mereka menikmati apa yang saya nikmati sekarang. Pendidikan yang pantas, kebutuhan ekonomi yang cukup, serta fasilitas lainnya.
B.     Analisis SWOT Desa Lesten
Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu masalah sehingga mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Diperoleh data analisis sebagai berikut :
1.      Kekuatan (Strength)
a.       Dengan keadaan yang serba sulit mereka akan berfikir untuk mandiri. Karena keadaan alam yang masih sulit, mereka akan berusaha memperbaikan keadaan mereka sendiri tanpa bantuan pemerintah.
b.      Keadaan alam yang masih alami tanpa ada pabrik-pabrik maupun kendaraan yang menimbulkan polusi, mereka akan lebih sehat dari udara yang tercemar.
c.       Gotong royong masyarakat yang masih guyup rukun sehingga masih tercipta kerukukan antar warga, rasa sosial yang masih tinggi, dan ketentraman dalam suatu wilayah tersebut.
d.      Mempunyai tanah masih subur sehingga memungkinkan masyarakat lesten untuk bercocok tanam untuk memenuhi kehidupan mereka

2.      Kelemahan (Weaknessess)
a.       Lokasi yang berada dipelosok yang mengakibatkan sulit masuknya teknologi seperti listrik dan sinyal jaringan
b.      Pendidikan juga akan ketinggalan karena kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia
c.       Kesehatan mungkin akan banyak yang terganggu karena tidak ada yang ahli dalam bidang kesehatan dan akses jalanan yang sulit jika mendatangkan ahli kesehatan dari kota
d.      Akses jalan yang sulit akan mempengaruhi penghasilan warga lesten, karena akan mempersulit mereka untuk menjual hasil bumi mereka
e.       Hasil pertanian mereka juga akan jelek hasilnya karena mereka sulit mendapatkan pupuk
f.       Banyak hewan liar yang merusak pertanian masyarakat lesten yang mengakibatkan gagal panen

3.      Peluang (Opportunity)
a.       Dengan keadaan mereka yang serba sulit, pemerintah akan fokus untuk pembangunan didesa lesten sehingga desa lesten menjadi desa yang lebih maju
b.      Jika semua kesulitan masyarakat lesten teratasi, maka akan mempermudah kehidupan mereka

4.      Ancaman (Threat)
a.       Jika sudah maju maka masyarakat lesten akan repot dengan kegiatan mereka sendiri dan akan lebih memikirkan kehidupan pribadi mereka
b.      Dengan masuknya teknologi seperti kendaraan bermotor maka akan lebih meningkatkan polusi











Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya masyarakat lesten sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari pemerintah. Hal itu sangat penting sekali ditengah kemajuan jaman yang sangat pesat ini. Indonesia yang mempunya kekayaan yang sangat luar biasa seharusnya juga mempunyai masyarakat yang makmur,
Desa lesten sebenarnya mempunyai potensi yang sangat tinggi, dimana memang tempatnya yang masih alami. Sehingga udara disana bersih dari polusi. Tanahnya juga sangat subur maka tidak salah lagi jika hasil pertanian mereka sanglah melimpah.

Desa Lesten di Kabupaten Gayo Provinsi Aceh adalah salah satu gambaran rakyat Indonesia yang masih hidup ditengah kesulitan. Di Indonesia tidak hanya desa lesten yang masih kesulitan, tapi juga msih banyak lagi desa-desa lain dipelosok negeri ini yang kehidupannya masih sangat memprihatinkan. Kita yang tinggal dipulau jawa sangat beruntung menikmati kehidupan yang menyenangkan. Maka bersyukurlah jika masih diberi kemudahan dalam menjalani kehidupan ditengah sulitnya mencari KEADILAN.

Studi Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua



Description: download.png



DOSEN PEMBIMBING
Hayat, SAP,.M,Si

DISUSUN OLEH
Dika Aldani (21601052066)

Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Islam Malang
2016/2017
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Papua adalah daerah di ujung timur Indonesia yang selama ini masih menjadi perhatian masyarakat Indonesia, karena situasinya masih kacau dibanding dipulau jawa ini. Karena pada kenyataannya Papua itu di anak tirikan oleh pemerintah Indonesia. Maka tidak heran jika disana sering terjadi konflik.
Bahkan baru-baru ini rakyat papua ingin melepaskan diri dari Indonesia. Itu merupakan suatu hal yang sangat membahayakan pertahanan dan ketahanan indonesia. Ini sebenarnya juga bukan sepenuhnya salah dari rakyat papua, tapi juga dari pemerintah indonesia sendiri yang kurang meperhatikan masyarakat papua.
Sehingga sampai saat ini berbagai tindakan yang sifatnya melanggar hak-hak asasi manusia seringkali terjadi di Papua. Banyak sekali pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap warga sipil di papua, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan. Itu pun yang diketahui, tak terhitung juga pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah secara diam-diam yang belum diketahui hingga saat ini.
Semua pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap warganya itu tak pernah diselesaikan satu kasus pun hingga saat ini. Bahkan KOMNASHAM juga belum bisa menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di Papua ini dan cenderung acuh tak acuh. Di papua pelanggaran Hak-hak Asasi Manusia di papua sudah cukup memprihatinkan, dan kasus-kasus seperti ini banyak terjadi di Papua dan umumnya di lakukan oleh aparat militer terhadap rakyat pribumi di papua. Sampai dengan saat ini kasus-kasus pelanggaran HAM di papua belum diselesaikan secara maksimal, dan dengan adanya hal inilah yang menyebabkan timbulnya akar konflik antara rakyat pribumi dengan pemerintah Indonesia.
Pelanggaran HAM yan dilakukan oleh pemerintah terhadap warga papua kian hari semakin membukit dan terus bertambah. Korban jiwa berjatuhan disana sini. Pelanggaran HAM tersebut tak satupun kasus yang dapat diselesaikan dengan baik tetapi selalu membiarkan dan berlalu begitu saja. Yang lebih parah lagi adalah aparat dalam hal ini TNI/POLRI selalu menyangkal bahkan menyembuyikan tindakan pelanggran yang mereka perbuat itu.
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa saja pelanggaran HAM yang dilakukan oleh masyarakat Papua?
2.      Bagaimana solusi pelanggaran yang dilakukan masyarakat Papua?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan studi ini adalah untuk menyelesaikan tugas membuat studi kasus tentang pengamalan pancasila sila ke 4 mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, juga untuk mengkaji dan memberi solusi tentang sebuah permasalahan.


















Pembahasan
A.    Kasus Pelanggaran HAM Masyarakat Papua
Berbagai Macam Pelanggaran HAM di Papua memanglah banyak sekali. Dan itu sangat merugikan orang banyak. Pelanggaran yang dilakukan masyarakat Papua diantaranya adlah sebagai berikut :
1.      Pelanggaran primer pada UU No 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia
Yaitu pelanggaran kebebasan individu untuk hidup, pelanggaran keamanan, pelanggaran perlawanan terhadap penindasan. seperti pembunuhan dengan segala cara dan juga pemerkosaan. Banyaknya pembunuhan oleh TNI yang kemudian tidak diusut dan dibiarkan begitu saja antara lain :
a.       kasus Kimaam
b.      Pembunuhan terhadap Theys Hiyo Eluay dan penghilangan sopirnya, Aristoles Masoka.
c.       Kasus Wasior
d.      Kasus Abepura
e.       Wamena
f.       Operasi Puncak Jaya
g.      Timika berdarah
h.      Kasus Freeport
2.      Pelanggaran Terhadap Hak – Hak Sipil dan Politik.
Pelanggaran ini terkait dengan penyelewengan penerapan Otonomi Khusus yang pada realitanya ternyata tidak berpihak pada penduduk Papua. Juga terkait pelanggaran pada MRP (Majelis Rakyat Papua) yang sangat dicampuri oleh pemerintah pusat, dan bidang keuangan cenderung tidak transparan pada pembagian sumber daya alam papua. Selain itu, pelanggaran yang mendasar adalah segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk Papua tidak pernah mengikutcampurkan suara Papua atau wakil-wakil Papua di dalamnya.

3.      Pelanggaran Terhadap Hak – Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan penduduk Papua sangat buruk sekali. Ini dikarenakan pengalokasian APBD yang pada realitanya tidak sesuai dengan angka yang tertera. Juga terkait dengan pengeksploitasi sumber daya alam Papua yang hasilnya tidak bisa dinikmati oleh penduduk Papua. Bahkan ketika saya mengikuti kajian dialog Otonomi Khusus Papua (Mata Kuliah Reformasi Sektor Publik) di Fakultas Hukum dengan kerjasama Lab. OTODA Fakultas Hukum, pada saat itu hadir penduduk Papua yang berkuliah di Universitas Brawijaya, mereka mengungkapkan secara riil bagaimana kondisi di Papua. Bahkan menurut mereka, berita pemerintah di televisi bahwa Papua sekarang sudah maju itu adalah bohong besar. Mereka tidak merasakan perbedaan adanya otonomi khusus atau tidak, karena mereka tetap tidur dan terbangun dengan suasana gelap gulita tanpa lampu. Sehingga banyak pertanyaan apakah otonomi khusus ini hanya alat politik? Mereka juga akhirnya membentuk stigma “membenci masyarakat Jawa”, karena mereka merasa dianaktirikan oleh pemerintah pusat. Mereka juga mengungkapkan bahwa banyak sekali muncul pembenci-pembenci Jawa dikarenakan tindak-tanduk TNI yang menghamili penduduk Papua kemudian mereka tidak bertanggungjawab. Akhirnya lahirlah bibit-bibit pembenci masyarakat Jawa. Selain itu, populasi penduduk Papua juga tiap tahunnya selalu berkurang jauh sekali dikarenakan faktor dibunuh, kesehatan yang buruk, gizi buruk, dll. Sangat ironis sekali bila ditilik papua adalah daerah yang sangat makmur dengan SDA tambangnya dibandingkan dengan daerah Jawa.

4.      Pelanggaran Terhadap Diskriminasi Rasial
Pelanggara di Papua mencangkup pelanggaran terhadap diskriminasi rasial dikarenakan pada pelanggaran di papua sudah membawa stigma kedaerahan (primordial, kepentingan segelintir orang dan stigma masyarakat Papua – Jawa). Terjadinya diskriminasi bahwa semua orang Papua adalah anggota OPM dan tindakan sewenang-wenang TNI membunuh tanpa aturan dan tidak ada hukuman membuat populasi penduduk Papua menipis. Selain itu, apabila hal ini terus berkelanjutan, maka kekerasan tersebut bisa menjadi genocide yaitu pemusnahan suatu ras atau suku. Karena apabila digambarkan pada tabel analisis perubahan kependudukan di Papua, penduduk asli papua bisa benar-benar punah. Selain itu, banyak persoalan lain seperti menganaktirikan orang papua asli dengan pendatang, dikarenakan orang Papua asli lebih banyak berkulit hitam. Hal ini biasanya terjadi di lingkungan sekolah dan tempat kerja.
5.      Pelanggaran Diskriminasi Terhadap Perempuan
Pelanggaran di Papua bisa termasuk pada pelanggaran diskriminasi pada perempuan, dikarenakan tindakan aparatur TNI yang sewenang-wenang menggunakan tubuh perempuan penduduk Papua sebagai pelampiasan kebutuhan seks kemudian ditinggalkan begitu saja. Selain itu, perempuan penduduk Papua khususnya istri – istri anggota OPM juga banyak dimanfaatkan untuk memancing para anggota OPM yang kebanyakan laki-laki agar keluar dari persembunyiannya dan aparat TNI bisa menangkap juga tidak segan – segan membunuh. Namun faktanya adalah bahwa undang – undang tentang hak asasi manusia belum mampu melindungi perempuan terhadap pelanggaran hak asasinya dalam bentuk :
a.     Kekerasan berbasis gender bersifat kekerasan fisik, seksual atau psikologis, penganiayaan, pemerkosaan dan berbagai jenis pelecehan
b.    Diskriminasi dalam lapangan pekerjaan.
c.     Diskriminasi dalam sistem pengupahan.
B.     Solusi untuk pelanggaran yang terjadi di Papua
Untuk memperbaiki kondisi Papua yang kian hari kian memburuk, maka dapat dilakuakn hal – hal berikut ini :
  1. Mengamandemen UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus
  2. Memperbaiki kebijakan-kebijakan yang cenderung melegitimasi tindakan pelanggaran HAM
  3. Perbaikan taraf hidup penduduk Papua dan juga aparatur TNI yang ditugaskan di Papua
  4. Peningkatan ketegasan hukum dan peningkatan kinerja KOMNASHAM dalam menangani masalah pelanggaran HAM di Papua sehingga tidak berlarut-larut
  5. Meminimalisir campurtangan pihak asing dalam pemerintahan dan perekonomian natara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Papua, juga harus dibentuknya peraturan sistem bagi hasil SDA yang jelas bagi penduduk Papua.
  6. Pemerintah harus lebih mengontrol saham-saham asing yang ada di Papua, karena sampai sekarang saham asing di tanah Papua itu hampir menyeluruh memiliki SDA tambang di Papua.
  7. Meminimalisir sikap neoliberalisme terkait dengan janji-janji pada penandatanganan utang luar negeri yang biasanya syarat-syaratnya harus menjual public goods yang ada di Indonesia.
  8. Pemerintah harus lebih transparan pada penduduk Papua.
  9. Perubahan stigma penduduk Papua bahwa tindakan pemerintah tidak selalu buruk, begitu juga perubahan stigma aparat TNI yang sedang bertugas bahwa penangkapan tidak boleh sewenang-wenang.
  10. Meminimalisir aparat TNI di papua.









Penutup
A.    Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang rentan dengan konflik karena banyak sekali perbedaan yang ada di negara Indonesia. Tetapi yang terpenting adalah kita sebagai warga negara indonesia harusnya tetap menjaga persatuan dan kesatuan.

Pelanggaran terhadap HAM bukanlah suatu pelanggaran yang sangat ringan. Pelanggaran HAM itu menyangkut hak-hak pribadi setiap manusia. Seperti pelanggaran dipapua itu merupakan diskriminasi oleh oknum-oknum yang ingin memecah belah NKRI.