DOSEN PEMBIMBING
Hayat, SAP,.M,Si
DISUSUN OLEH
Dika Aldani (21601052066)
Program Studi
Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas
Islam Malang
2016/2017
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu negara pasti
begitu banyak masalah. Mulai dari masalah ekonomi, sosial dan politik. Masalah
dalam suatu negara tentunya begitu kompleks sekali dan tentunya tidak dapat
diatasi dengan begitu cepat.Apalagi jika negara tersebut mempunyai wilayah yang
luas dan mempunyai banyak pulau yang berbeda. Contohnya seperti negara kita
Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas serta memiliki banyak suku dan
budaya.
Di Indonesia sendiri mempunyai
masalah yaitu tentang keadilan dan kesejahteraan untuk masyarakat terpencil.
Keadilan tentang apa itu? Yaitu keadilan untuk kesejahteraan kehidupan mereka.
Mulai dari pendidikan yang memadai maupun sarana dan prasarana mereka yang
masih tertinggal dibandingkan dipulau jawa ini. Sungguh ironis jika negara yang
kaya ini masih mempunyai permasalahan dengan keadilan yang belum merata.
Desa Lesten yang berada di Kabupaten
Gayo Provinsi Aceh merupakan salah satu desa terluar yang kesejahteraannya
belum mereka dapatkan. Kemerdekaan yang sudah puluhan tahun lalu, kini belum
bisa mereka rasakan. Kehidupan yang serba apa adanya. Mereka harus hidup
mandiri tanpa perhatian dari pemerintah. Banyak sarana dan prasarana mereka
yang tidak memadai, seperti listrik, air bersih, pendidikan dan akses jalanan
yang masih sangat belum memadai.
Hanya janji-janji dari para
petinggi negara yang mereka dengar. Sesekali hanya terlihat pemerintah
berkunjung tetapi tidak pernah ada perubahan. Meski zaman sudah maju, listrik
dari pemerintah juga belum mereka rasakan dan akses jalanan yang sangat
memprihatinkan.
Letak desa lesten berada dibagian
timur Kabupaten Gayo Luwes dengan jarak tempuh puluhan kilometer dari pusat
kota. Untuk menuju kedesa lain maupun kepusat kota merka menggunakan taktor
pembajak sawah yang mereka sebut jondre sebagai alat transportrasi mereka. Karena
hampir tidak ada yang mempunyai kendaraan pribadi disana.
Untuk sumber penghasilan, mereka
sebagian besar sebagai petani padi, coklat, palawija dan tumbuhan lainnya. Sungguh
ironis sekali, mereka hanya mengandalkan hasil-hasil alam yang belum sepenuhnya
dapat mereka rasakan. Dan untuk menjual hasil pertanian mereka juga harus menempuh
dengan jarak yang jauh dan akses jalan yang sangat sulit sekali.
Dalam Analisis Sosial ini penulis
mencoba mencari referensi dan data tentang kehidupan sosial masyarakat desa
lesten. Model analisis yang digunakan adalah menggunakan metode SWOT. Analisis
yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength),
peluang (Opportunities), kelemahan (Weaknessess), dan ancaman (Threats).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa gambaran
tentang kehidupan masyarakat lesten
2.
Analisis
permasalahan Desa Lesten menggunakan Analisis SWOT
C.
Tujuan Analisis
Untuk mengetahui kekuatan, peluang atau potensi,
kelemahan, ancaman serta hambatan yang ada di Desa Lesten dengan menggunakan
metode ansos SWOT.
Pembahasan
A.
Tentang Desa Lesten
Di sebuah kabupaten berjuluk Negeri Seribu
Bukit, terdapat satu desa yang membuat anda mengurut dada. Desa itu berada di
wilayah kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Semua mimpi buruk
ada di desa ini. Mulai dari sulitnya ekonomi, pendidikan, pembangunan,
komunikasi, transportasi, dan banyak lagi.
Ditengah kemajuan jaman yang serba canggih dengan
akses jalan dan sarana komunikasi tentu akan memudahkan masyarakat terhubung
dengan dunia luar. Namun, akses yang diharapkan untuk mensejahterakan masyarakat
Desa Lesten, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masih menjadi kendala utama untuk
membebaskan mereka dari kata merdeka.
Desa ini dihuni oleh masyarakat suku Gayo, yang
berjumlah lebih kurang 70 KK. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan waktu
sekitar 2 jam dengan kendaraan bermotor atau berjarak sekitar 30 kilometer dari
Ibu Kota Gayo Lues, Blangkejeren.
Melanjutkan perjalanan dari Pining, cerita kesedihan
dari desa ini pun dimulai. Meskipun hanya berjarak sekitar 18 kilometer dari
Pining, kalian mesti menelusurinya dengan sabar. Selain memakan waktu
hingga 8 jam, kalian mesti tabah menyisiri liku-liku medan jalan.
Jangan berpikir kalian mampu melaluinya dengan
kendaraan, bahkan dengan sepeda motor jenis trail sekalipun. Untuk menuju ke
sana sudah disediakan kendaraan alat berat merek Jhon Deere dengan ongkos
Rp35.000 per orang.
Alat berat yang seharusnya untuk membajak sawah ini
merupakan pemberian Dinas Pertanian setempat. Lagi-lagi sungguh menyedihkan,
tersiar kabar satu-satunya Jhon Deere itu sering rusak. Apalagi jika musim
hujan, jalan kaki adalah satu-satunya pilihan.
Segala perkembangan zaman yang sedang kita nikmati
sekarang tidak ditemukan di desa ini. Aliran listrik yang masih menggunakan
tenaga surya, fasilitas desa yang terbatas membuat kalian akan memeras
batin. Berbicara masalah penduduk dan pembangunan, pernyataan "Kami Belum
Merdeka" dari Sekretaris Desa setempat, Ibrahim jadi alasan saya menulis
ini. Mungkin tidak berpengaruh, namun setidaknya saya jadi sedikit lebih
tenang.
Pendidikan? Lanjutan sekolah menengah pertama dan
atas tidak ada di sini. Di sini hanya selesai di tingkat SD saja. Padahal untuk
anak-anak melanjutkan pendidikannya bukan hal yang mustahil karena bisa
dilanjutkan di Pining. Lagi-lagi karena kondisi jalan, anak-anak ini harus berlapang
dada.
Ekonomi? Apa yang bisa diandalkan dengan kondisi
jalannya serta signal handpone yang tak tersedia? Padahal, potensi hasil
pertanian di desa ini cukup baik namun karena kondisi jalannya, petani malah
merugi. Sebab, modal yang dirogoh untuk berdagang ke pasar Pining lebih besar
dari untung yang didapat.
Meskipun dihujani kekurangan dalam hal pembangunan,
bukan berarti akan menyiksa kalau kalian jika berkunjung ke desa ini.
Keramahan masyarakatnya spontan akan membuat kalian merasa nyaman. Rasa
sosial yang hebat, kesabaran dan semangat hidup jadi pelajaran yang nikmat
untuk dipetik.
Bertahun-tahun mereka seperti terkurung namun selalu
gembira menyambut dan melayani tamu yang datang. Bersyukur mendengar kabar
kehebatan seni tari Saman, meski sampai sekarang berjalan dengan kaki
telanjang.
Sebenarnya saya tidak terlalu paham, apa penyebab
kesedihan Gayo di desa ini begitu sempurna. Kendala apa bagi pemerintah Gayo
Lues dan Aceh yang membuat mereka harus tetap menunggu begitu lama menjadi desa
yang tertinggal. Saya hanya berharap, mereka menikmati apa yang saya nikmati
sekarang. Pendidikan yang pantas, kebutuhan ekonomi yang cukup, serta fasilitas
lainnya.
B.
Analisis SWOT
Desa Lesten
Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu masalah sehingga mampu
memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun
peluang.
Diperoleh data analisis sebagai berikut :
1.
Kekuatan
(Strength)
a.
Dengan keadaan
yang serba sulit mereka akan berfikir untuk mandiri. Karena keadaan alam yang
masih sulit, mereka akan berusaha memperbaikan keadaan mereka sendiri tanpa
bantuan pemerintah.
b.
Keadaan alam
yang masih alami tanpa ada pabrik-pabrik maupun kendaraan yang menimbulkan
polusi, mereka akan lebih sehat dari udara yang tercemar.
c.
Gotong royong
masyarakat yang masih guyup rukun sehingga masih tercipta kerukukan antar
warga, rasa sosial yang masih tinggi, dan ketentraman dalam suatu wilayah
tersebut.
d.
Mempunyai tanah
masih subur sehingga memungkinkan masyarakat lesten untuk bercocok tanam untuk
memenuhi kehidupan mereka
2.
Kelemahan
(Weaknessess)
a.
Lokasi yang
berada dipelosok yang mengakibatkan sulit masuknya teknologi seperti listrik
dan sinyal jaringan
b.
Pendidikan juga
akan ketinggalan karena kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia
c.
Kesehatan
mungkin akan banyak yang terganggu karena tidak ada yang ahli dalam bidang
kesehatan dan akses jalanan yang sulit jika mendatangkan ahli kesehatan dari
kota
d.
Akses jalan yang
sulit akan mempengaruhi penghasilan warga lesten, karena akan mempersulit
mereka untuk menjual hasil bumi mereka
e.
Hasil pertanian
mereka juga akan jelek hasilnya karena mereka sulit mendapatkan pupuk
f.
Banyak hewan
liar yang merusak pertanian masyarakat lesten yang mengakibatkan gagal panen
3.
Peluang
(Opportunity)
a.
Dengan keadaan
mereka yang serba sulit, pemerintah akan fokus untuk pembangunan didesa lesten
sehingga desa lesten menjadi desa yang lebih maju
b.
Jika semua
kesulitan masyarakat lesten teratasi, maka akan mempermudah kehidupan mereka
4.
Ancaman (Threat)
a.
Jika sudah maju
maka masyarakat lesten akan repot dengan kegiatan mereka sendiri dan akan lebih
memikirkan kehidupan pribadi mereka
b.
Dengan masuknya
teknologi seperti kendaraan bermotor maka akan lebih meningkatkan polusi
Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya masyarakat lesten sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari
pemerintah. Hal itu sangat penting sekali ditengah kemajuan jaman yang sangat
pesat ini. Indonesia yang mempunya kekayaan yang sangat luar biasa seharusnya
juga mempunyai masyarakat yang makmur,
Desa lesten sebenarnya mempunyai potensi yang sangat
tinggi, dimana memang tempatnya yang masih alami. Sehingga udara disana bersih
dari polusi. Tanahnya juga sangat subur maka tidak salah lagi jika hasil
pertanian mereka sanglah melimpah.
Desa Lesten di Kabupaten Gayo Provinsi Aceh adalah
salah satu gambaran rakyat Indonesia yang masih hidup ditengah kesulitan. Di
Indonesia tidak hanya desa lesten yang masih kesulitan, tapi juga msih banyak
lagi desa-desa lain dipelosok negeri ini yang kehidupannya masih sangat
memprihatinkan. Kita yang tinggal dipulau jawa sangat beruntung menikmati
kehidupan yang menyenangkan. Maka bersyukurlah jika masih diberi kemudahan
dalam menjalani kehidupan ditengah sulitnya mencari KEADILAN.